Bermula dari kematian Sunan Prawata pada tahun 1549 raja keempat Demak.
Sunan Prawata adalah kakak dari Ratu Kalinyamat yg mati dibunuh oleh utusan Arya Penangsang, sepupunya yg menjadi adipati Jipang.
Ratu dan Pangeran Kalinyamat berangkat menuju ke kudus untuk meminta penjelasan & menuntut keadilan atas kematian kakaknya, karena Ratu Kalinyamat menemukan keris Kyai Betok milik Sunan Kudus yg menancap pada mayat kakaknya.
Sunan Kudus kemudian menjelaskan bahwa, wajar kalau sekarang Sunan Prawata mendapat balasan yang setimpal karena semasa mudanya ia pernah membunuh Pangeran Surowiyoto alias Sekar Seda Lepen ayah Arya Penangsang.
Ratu Kalinyamat pun kecewa atas sikap Sunan Kudus dan memilih kembali pulang ke Jepara bersama suaminya.
Namun ditengah perjalanan, mereka dikeroyok oleh anak buah Arya Penangsang dan Pangeran Kalinyamat pun tewas.
Konon, Pangeran Kalinyamat sempat merambat ditanah dengan sisa-sisa tenaganya
sehingga oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut desa Prambatan.
Menurut cerita.
Dengan membawa jenazah Pangeran Kalinyamat, Ratu Kalinyamat meneruskan perjalanan sampai pada sebuah sungai,
dan darah yang berasal dari jenazah Pangeran Kalinyamat menjadikan air sungai berwarna ungu,
kemudian daerah tersebut dikenal dengan nama Kaliwungu.
Semakin ke barat dan dalam kondisi lelah, kemudian melewati Pringtulis
dan karena lelahnya dengan berjalan sempoyongan (moyang-moyong)
ditempat yang sekarang dikenal dengan nama Mayong.
Sesampainya di Purwogondo,
disebut demikian karena di tempat inilah awal keluarnya bau dari jenazah yang dibawa Ratu Kalinyamat,
Terima Kasih sudah berkunjung di blog ini dan jika ada kekurangan dalam postingan ini atau masukan bisa ditulis pada kolom komentar. Semoga Bermanfaat.
#adadijepara | Mas Feli Aiboy